Surabaya, Panjinusantara.com – Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, menolak gugatan perkara perdata khusus niaga renvoi prosedur nomor 34/Pdt-Sus-Renvoi/2024/PN Niaga Sby yang diajukan oleh debitor kepailitan The Anaya Vilage, Viviana Tjandra Tjong, terhadap kurator Johan Bastian Sihite, Nurhamli, Resha Agriansyah, dan Tri Ari Sulistyawan.
Sidang tersebut dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim, Taufan Mandala, S.H., M.Hum., yang digelar di ruang sidang Candra Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, pada Rabu (5/2) pukul 16.30 WIB.

Dalam amar putusannya, Ketua Majelis Hakim, Taufan Mandala, SH., M.Hum, menyatakan menolak gugatan dari penggugat secara keseluruhan dan menghukum para penggugat untuk membayar biaya perkara.
“Mengadili, menyatakan menolak gugatan dari para penggugat untuk seluruhnya. Menghukum para penggugat untuk membayar biaya perkara,” ujar Hakim Taufan, saat membacakan amar putusan di ruang sidang yang dihadiri para pihak.
Alasan Hakim Menolak Gugatan
Majelis hakim menyatakan menolak permohonan koreksi terhadap 55 tagihan dari kreditor pailit Viviana Candra Tjong. Salah satu pertimbangan utama adalah, bahwa PT Anaya Graha Abadi atau PT Anaya Griya Sentosa telah diakuisisi menjadi PT Mahakarya Mitra Abadi, yang kini berada dalam kondisi pailit.
Baca Juga : Jalani Sidang Perdana, Ivan Sugianto Didakwa Pasal Berlapis Gegara Suruh Siswa Menggonggong
Putusan ini disambut baik oleh Ketua Paguyuban Siok Cinta Damai, Tjandrawati Prajitno, yang juga merupakan perwakilan korban The Anaya Village. Ia merasa senang dan bersyukur, mengakui bahwa kebenaran dan keadilan sudah ditegakkan.
“Puji Tuhan. Sudah jelas-jelas bukti dari kurator sudah kuat. PT Anaya ke PT Mahakarya Mitra Abadi itu sudah diakuisisi kok sekarang digugat,” ucap Tjandrawati Prajitno.
Korban Harapkan Lelang Aset Segera Dilaksanakan
Tjandrawati, perwakilan para korban, berharap kurator segera melelang aset pailit The Anaya Village. Hasil lelang tersebut sepenuhnya menjadi hak para korban. Kerugian yang dialami lebih dari 100 korban mencapai sekitar Rp 40 Miliar
Menurut Tjandrawati, lelang ketiga sebenarnya sudah dijalankan oleh kurator pada 7 Januari 2025, namun kenapa pihak kurator masih ada rencana untuk melakukan lelang ke empat.
“Ini menjadi tanda tanya besar bagi saya, kan bisa dilelang di bawah tangan seperti putusan hakim pengawas Erintuah Damanik, dalam putusan tanggal 17 September 2024, supaya tidak memberi kesempatan Debitur bermain-main lagi”, ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Paguyuban Siok Cinta Damai akan mengawal kasus ini hingga tuntas, termasuk membongkar berbagai kejadian terkait pergantian kurator yang terjadi secara tiba-tiba.
“Paguyuban Siok Cinta Damai, akan bongkar semuanya. Termasuk kejadian yang sebenarnya, tiba-tiba Kurator diganti,” tegas Tjandrawati Prajitno.
Latar Belakang Kasus Kepailitan The Anaya Village
Gugatan perkara perdata khusus niaga renvoi prosedur nomor 34/Pdt-Sus-Renvoi/2024/PN Niaga Sby ini merupakan buntut dari kepailitan The Anaya Village di Pecatu, Bali.
Para korban sudah membayar sejumlah uang untuk proyek properti yang dijanjikan, namun ternyata pembangunan proyek yang dijanjikan tidak pernah direalisasikan.
PN Surabaya telah menyatakan pailit terhadap pihak pengembang yang terlibat dalam kasus ini, yakni Ketut Oka Paramartha (dalam pailit), Viviana Tjandra Tjong (dalam pailit), dan PT Mahakarya Mitra Abadi (dalam pailit).
Ketut Oka Paramartha, yang merupakan suami Viviana, meninggal dunia sebelum proses hukum selesai.(Har)
Ikuti Berita Online Terupdate: https://panjinusantara.com