Surabaya, Panjinusantara.com – Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, menggelar sidang perdana klarifikasi perkara dugaan perundungan terhadap siswa SMA Gloria 2, dengan terdakwa Ivan Sugianto, pada Rabu (5/2/2025) di ruang Cakra PN Surabaya.
Sidang tersebut di Ketua Majelis Hakim Abu Achmad Sidqi Amsya, S.H., ini beragendakan pembacaan surat dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Terdakwa Ivan Sugianto, didakwa dalam perkara pelanggaran perlindungan anak terhadap EN, siswa SMA Kristen Gloria 2, Pakuwon City, Surabaya, pada 21 Oktober 2024.
Dalam insiden tersebut, Ivan diduga memaksa EN untuk meminta maaf dan menggonggong seperti anjing di hadapan orang tua korban tersebut serta para orang tua atau wali siswa siswi SMA Kristen Gloria 2.
Akibat perbuatannya, Ivan Sugianto, didakwa oleh jaksa penuntut umum (JPU) dengan pasal berlapis, yakni didakwa melanggar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2026 sebagai perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Di regulasi ini dalam dakwaan pertama, JPU mendakwa Ivan, melanggar Pasal 80 Ayat 1 juncto Pasal 76C UU Perlindungan Anak. Dakwaan kedua, yakni pelanggaran Pasal 335 Ayat 1 Butir ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang mengatur tentang tindakan memaksa orang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Surat dakwaan dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum Galih Riana Putra, dan didampingi oleh Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, Ida Bagus Putu Widnyana, yang ditunjuk sebagai Jaksa Penuntut Umum.
“Terdakwa terancam dijerat pasal 80 ayat (1) juncto pasal 76 C UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak serta pasal 335 ayat (1) ke-1 KUHP”, kata Galih.
Baca Juga : Polisi Tangkap Pelaku Pembobolan Warung di Surabaya
Setelah pembacaan dakwaan Pengacara Ivan, Billy Handiwiyanto, mengatakan bahwa kliennya akan mengajukan eksepsi atau nota pembelaan di sidang berikutnya. “Kami mengajukan eksepsi yang mulia,” tegasnya.
Sementara Ketua Majelis Hakim Abu Achmad Sidqi Amsya, memberikan kesempatan kepada pihak Ivan, untuk mengajukan eksepsi pada sidang selanjutnya yang digelar pekan depan, pada 12 Februari 2025.
Dakwaan JPU, Kasus ini berawal saat Ivan Sugianto, yang merupakan wali murid SMA Cita Hati, melabrak ES, siswa SMA Gloria 2 Surabaya dengan arogan. Dia memaksa siswa yang dilabrak untuk bersujud dan menggonggong. Saat itu Ivan, datang ke sekolah korban dengan dikawal sejumlah preman.
Permasalahan ini muncul dari pertandingan basket antara SMA Gloria 2 melawan SMA Cita Hati. Saat itu ES mengejek rambut anak pelaku A, dengan menyebut seperti rambut pudel. Selaku orang tua, Ivan, kemudian marah setelah dilapori anaknya.
Seusai persidangan, Billy Handiwiyanto, S.H. pengacara terdakwa Ivan, waktu dikonfirmasi oleh awak media mengatakan, bahwa kliennya akan mengajukan eksepsi atau nota pembelaan di sidang berikutnya.
“Kami mengajukan eksepsi atau nota keberatan untuk membantah dakwaan jaksa dan kita lihat proses persidangan selanjutnya. Untuk gambaran eksepsi, masih akan dibicarakan dan akan disampaikan pada sidang selanjutnya,” ucapnya.
Ikuti Berita Online Terupdate: https://panjinusantara.com