Surabaya, Panjinusantara.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya, menegaskan agar pembangunan infrastruktur vital, khususnya rumah pompa, tetap menjadi prioritas dalam upaya penanggulangan banjir di Kota Pahlawan.
Pasalnya, Surabaya masih kekurangan rumah pompa, terutama di wilayah timur dan utara yang menjadi titik krusial genangan air.
Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Achmad Nurdjayanto, mengungkapkan bahwa pada tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana menambah beberapa rumah pompa baru di berbagai titik rawan banjir.
Ia menegaskan bahwa lokasi-lokasi yang telah diplot dalam program prioritas sebaiknya tidak dihapus atau digeser.
“Total anggarannya mencapai Rp 92,35 miliar. Lokasinya tersebar di beberapa kawasan seperti Nginden (dua titik), Jalan Bung Tomo, Jalan Bukit Barisan, kawasan Dukuh Menanggal, dan kawasan Wisma Lidah Kulon”, paparnya.
Baca Juga : Kuasa Hukum: Perkara Jeremy Gunadi Seharusnya Perdata, Bukan Pidana
“Beberapa di antaranya tidak hanya berupa rumah pompa saja, tetapi juga termasuk pembangunan saluran air,” jelas Achmad.
Menurutnya, beberapa rumah pompa ini berfungsi untuk mengalirkan pembuangan limpahan air hujan langsung ke saluran utama.
Misalnya, Rumah Pompa di Jalan Bung Tomo, akan mengalirkan air langsung ke Kalimas. Sementara Rumah Pompa di Bukit Barisan, akan terhubung dengan saluran besar di sekitarnya.
Dengan demikian, air dari wilayah pemukiman dapat segera dialirkan, sehingga potensi genangan dapat dikurangi secara signifikan.
“Sehingga air yang ada di kampung-kampung bisa langsung menuju saluran tersebut. Potensi genangan bisa dikurangi,” ucapnya.
Penambahan Pompa di Rumah Pompa Eksisting
Ia juga meminta agar penambahan pompa di rumah pompa eksisting bisa ditambah juga. Karena semakin lama ruang resapan air berkurang akibat perubahan fungsi lahan. Maka antisipasi untuk jangka panjang juga dilakukan.
Baca Juga : Apel Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Semeru 2025, Polres Gresik Tindak Tegas Beberapa Poin Pelanggaran
“Kami sudah konfirmasi bahwa ada penambahan pompa juga, totalnya Rp 36,99 miliar. Informasinya di Rumah Pompa Sumberejo, Kebon Agung, Bulak, Undaan dan Kebraon,” ungkapnya.
Jangan Ada Rasionalisasi Anggaran
Achmad, menilai bahwa perencanaan pembangunan rumah pompa ini sudah cukup baik. Namun, ia mengingatkan agar tidak ada rasionalisasi anggaran yang dapat menghambat realisasi proyek tersebut, sehingga pembangunan yang dilakukan memberikan dampak maksimal ke penanganan banjir.
Ia menekankan bahwa penundaan pembangunan akan berdampak pada meningkatnya risiko banjir di tahun-tahun mendatang.
“kalau ditunda lagi, dikhawatirkan penanganan banjir di tahun-tahun berikutnya akan semakin berat. Maka dari itu, kami berharap proyek ini dapat berjalan sesuai rencana,” pungkasnya.@Red
Ikuti Saluran Media Panjinusantara di aplikasi WhatsApp, Instagram, Channel Youtube ( Silahkan klik tulisan nama aplikasi )