Panjinusantara.com, Madiun || Dra. Maria Ernawati, M.M. Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jatim BKKBN, Menyampaikan dalam sambutannya, Peringatan puncak hari keluarga Nasional yang ke 29 ini pada tahun 2022 di tingkat Provinsi Jawa Timur.
Peringatan Hari Keluarga Nasional ini di selenggarakan pada hari Rabu tanggal (29/06/2022) di kota Madiun.
Hari keluarga Nasional ini bukan semata-mata untuk sebagai penunjukan karena kita melihat bahwa prevalensi atas stunting sesuai dengan tema yang diusung dalam harganas ini.
Masih kata Bu Maria, “di Jawa Timur khususnya kota Madiun saat ini sangat rendah angka prevalensi nya di bawah rata-rata nasional yang masih 24, tingkat Provinsi yang masih 23.5 dan luar biasa nya Madiun sudah 12%, kami dengar, kata Walikota mau di upayakan dalam waktu dekat akan turun lagi 1 digit pada tahun 2024 nanti”, ucap Maria.
Terkait penurunan angka stunting sendiri, BKKBN Jawa Timur sejalan dengan program rencana pembangunan jangka menengah nasional RPJMN Tahun 2020 – 2024, Dimana dalam RPJMN tersebut termasuk target percepatan penurunan stunting sebesar 10,4% dalam tiga tahun atau 3,5% per-Tahun.
“Harapan pemerintah nanti pada Tahun 2024 kita di targetkan oleh Presiden RI untuk turun menjadi 14% angka prevalensi stunting”, ucap Maria.
Maria Ernawati Menceritakan, Bahwa Hari Keluarga Nasional ini sebenarnya sudah dicanangkan oleh Tahun 1993 saat itu oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Soeharto, kemudian sampai sekarang ini adalah peringatan yang ke-29 dan Hari Keluarga Nasional itu jatuh tepat pada hari ini setiap tanggal 29 Juni kita rayakan.
Momentum hari keluarga nasional ini hendaknya bisa menjadikan daya ungkit untuk keberhasilan program-program pembangunan termasuk juga bagaimana untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan terutamanya adalah untuk percepatan penurunan stunting,
BKKBN yang mendapat amanah dari undang-undang nomor 52 Tahun 2019 ada 2 yaitu untuk mengendalikan penduduk melalui KB (keluarga berencana) dan bagaimana mewujudkan keluarga sejahtera tidak mungkin bisa dilakukan oleh BKKBN tanpa adanya dukungan dan bantuan dari Warga binaan yang sangat luar biasa yang saat ini mungkin berkesempatan hadir secara langsung maupun yang mengikuti secara virtual.
Peringatan harganas ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang ceremony kita arahan dari Bapak Presiden Republik Indonesia, “kita harus melakukan satu aksi untuk turun langsung ke lapangan bagaimana kita melihat situasi dan kondisi serta permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan, bagaimana kita mempercepat penurunan stunting khususnya kota Madiun dan Jawa Timur”, Tutup Maria.
Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur Menyampaikan, terintegrasi nya data di kampung KB (keluarga berencana) tersebut, baik data perkembangan ibu dan anak, maupun data lain yang berhubungan dengan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga,
Digitalisasi seperti ini memang harus dimanfaatkan, karena bisa memudahkan kepala daerah untuk mengambil kebijakan yang strategis, dalam gelar puncak peringatan harganas pada tanggal (29/06/2022) di kampung KB (keluarga berencana) Kelurahan Rejomulya, Kecamatan Kertoharjo, kota madiun.
Menurut istri Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak ini, pendataan yang terintegrasi juga bisa menjadi langkah yang jitu dalam menekan angka stunting di Jawa Timur. Mudah-mudahan bukan hanya bisa dicontoh, tapi bahkan bisa dikembangkan maupun didukung ke depannya.
Kampung KB ini bisa menjadi langkah preventif yang luar biasa, karena setelah ada Kampung KB tidak ada pernikahan anak, padahal sebelumnya di sini pernah ada, ucap Arumi.
Terkait jumlah stunting di Jatim, data dari BKKBN menunjukan adanya tren penurunan selama tiga tahun terakhir. Tahun 2019 misalnya, jumlah stunting di Jatim mencapai 26,85 persen. Sementara pada Tahun 2020, terjadi penurunan hingga 1 persen lebih atau sebanyak 25,64 persen dan untuk tahun 2021 menurun lagi menjadi 23,5 persen.
“Jadi kalau kita lihat angka stunting di Jatim, setiap tahunnya terus menurun. Saat ini kita diangka 23,5 persen, Kita akan upayakan agar tahun ini terjadi penurunan lagi”, Ucap Arumi.
Sementara itu, Wali Kota Madiun, Drs. H. Maidi SH. MM. M.Pd, menjamin semua program dari pemerintah pusat dan provinsi semaksimal mungkin diimplementasikan oleh Pemkot Madiun.
Kegiatan yang sudah diperintahkan oleh pemerintah pusat dan provinsi sudah berjalan cukup baik, tidak hanya di Kelurahan Rejomulyo, tapi semua di Kota Madiun sudah seperti itu.
Salah satu buktinya adalah keberhasilan Pemkot Madiun dalam menekan angka stunting hingga berada di angka 12,4 persen, angka tersebut jauh di bawah stunting Jawa Timur yang masih berada di angka 23 persen maupun angka stunting nasional sebesar 24,4 persen.
Walikota Madiun akan menyambut dengan baik jika ada pemerintah daerah lain yang ingin studi meniru ke Pemerintah Kota Madiun. Tutur Maidi (@MSJ)