Panjinusantara, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, menekankan pentingnya pendekatan terintegrasi dalam penanganan banjir di Kota Pahlawan.
Menurutnya, solusi banjir tidak bisa dilakukan secara parsial dan harus melibatkan koneksi antar saluran drainase dan rumah pompa di wilayah sekitarnya.
“Tidak bisa menyelesaikan banjir di satu titik saja. Penyelesaiannya harus melibatkan koneksi dengan saluran lain. Jadi, saluran itu harus terkoneksi,” ujar Eri Cahyadi pada Rabu (29/5/2024).
Contoh nyata pendekatan ini diterapkan di kawasan Pandugo, Kelurahan Penjaringansari, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Di sana, penanganan banjir tidak cukup dengan normalisasi dan pelebaran saluran saja.
Wali Kota Eri, menjelaskan bahwa saluran air di Jalan Raya Pandugo, sebelumnya tidak terkoneksi dengan baik. Maka saat sidak di kawasan itu pada Selasa, 21 Mei 2024 lalu, Eri memerintahkan agar proyek pelebaran saluran di Pandugo sekaligus dikoneksikan dengan Rumah Pompa Kedung Asem di Jalan Raya Kendalsari.
“Saluran tak buat lebar. Dulu saluran itu tidak terkoneksi, setelah Rusunawa berhenti. Padahal di Kedung Asem, ada rumah pompa. Di sini (Pandugo) itu (saluran) berhenti, langsung masuk ke saluran kecil,” paparnya.
Selain itu, Eri juga menginstruksikan agar saluran air di Pandugo dikoneksikan dengan rumah pompa di Jalan Medokan Asri. Tak hanya itu, aliran air dari Jalan Raya Pandugo juga diarahkan menuju Graha YKP dan masuk ke Rumah Pompa Pandugo.
“Jadi kayak gitu. Kalau ingin menyelesaikan banjir, tidak bisa hanya dengan mengeruk saluran (normalisasi saluran). Itu tidak cukup,” tegas Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, menyebut ada sekitar 200 paket pekerjaan saluran di Kota Pahlawan yang bertujuan untuk penanganan banjir. Saat ini, progres pekerjaan tersebut telah mencapai sekitar 80 persen.
“Ada sekitar 200 desk (pekerjaan) genangan yang diminta Pak Wali selesai di bulan Mei. Saat ini, progresnya sudah mencapai sekitar 80 persen,” kata Syamsul.
Syamsul juga meminta masyarakat untuk bersabar menghadapi potensi kemacetan akibat pekerjaan saluran. Dia mengingatkan bahwa manfaat jangka panjang dari pembangunan saluran ini akan signifikan dalam mengatasi banjir.
“Kalau kita kelola dengan baik, nantinya seperti di Banyu Urip. Dulu saluran di sana kumuh dan banjir, serta jalan macet. Setelah dibangun box culvert, sekarang lancar,” pungkasnya.(*)
Ikuti Berita Online Terupdate: https://panjinusantara.com