Protes Budayawan di Hari Wayang Nasional: Pagelaran Wayang Kulit Lintas Generasi di Surabaya

Foto : Ketua Bumi Laras Manunggal, Kompol (Pur) Dr H Adam Suwito S.H., M.H. (pegang mic) berikan sambutan pada acara pagelaran Wayang Kulit Lintas Generasi.

Panjinusantara, Surabaya – Peringati Hari Wayang Nasional ke-6, Media dan LSM Jawapes (Jaringan Warga Peduli Sosial) bersama Perkumpulan Seni dan Budaya Bumi Laras Manunggal menggelar pagelaran wayang kulit lintas generasi.

Acara ini menampilkan 11 Dalang dari berbagai usia di Sanggar Budaya Bumi Laras Manunggal, Jalan Gayung Kebonsari 60, Surabaya, pada Rabu (20/11/2024).

Bacaan Lainnya
Protes Budayawan di Hari Wayang Nasional: Pagelaran Wayang Kulit Lintas Generasi di Surabaya
Foto bersama merayakan Hari Wayang Nasional di Sanggar Budaya Bumi Laras Manunggal, Jalan Gayung Kebonsari 60, Surabaya, Rabu (20/11/2024).

Ketua Panitia sekaligus CEO Jawapes, Rizal Diansyah Soesanto, ST, CPLA, menjelaskan bahwa sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden (Keppres) pada 7 November 2018, pagelaran wayang kulit telah menjadi tradisi sebagai bentuk ungkapan rasa syukur.

Hingga saat ini, acara serupa telah digelar untuk ketujuh kalinya oleh Jawapes yang bekerja sama dengan Bumi Laras Manunggal. Namun, Rizal, menyoroti minimnya dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya wayang.

“Sejak Kepres ditandatangani dan sudah 7 kali diadakan, namun tidak sesuai harapan hampir tidak ada peran pemerintah ingin mensupport memperingati hari wayang Nasional ini,” tuturnya.

“Pernah sekali bantu sekedarnya, tapi diundang tidak ada yang mau datang,” ucap Rizal dalam sambutannya, Rabu (20/11/2024).

Baca Juga : Kades Mejayan Beserta BP2MI Gelar Sosialisasi Human Trafficking

Pagelaran ini menampilkan lima dalang cilik, yaitu Ki Ahmad Mustawan Firdausi (12 tahun), Ki Saka Pradita (4 tahun), Ki Andra Setiawan Dwi Putra (10 tahun), Ki Arsaka Mikaelo Nazwardi Sakip (6 tahun), dan Ki Satriya Khairunisa (12 tahun). Selain itu, enam dalang senior turut tampil dengan membawakan lakon Dewa Ruci.

“Mereka yang tampil adalah para generasi Indonesia Emas, dukungan kita sangat diharapkan agar mereka tetap terus berkarya,” jelas Rizal.

Rizal berharap, Asta Cita yang menjadi visi pasangan Prabowo-Gibran, khususnya mengenai
penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya menjadi perhatian Pemerintah dalam pelestarian budaya.

Protes Budaya dari Para Pelaku Seni

Ketua Bumi Laras Manunggal, Kompol (Pur) Dr. H. Adam Suwito, SH, MH, mengungkapkan bahwa sanggarnya selama ini secara sukarela melatih anak-anak mengenal seni pedalangan dengan fasilitas yang terbatas.

“Percuma Presiden mengeluarkan Keppres jika pemerintah di Jawa Timur, khususnya Surabaya, tidak memiliki rasa kepedulian terhadap peringatan Hari Wayang Nasional. Kegiatan ini menjadi ungkapan protes budayawan di Hari Wayang Nasional,” tegas Suwito.

Baca Juga : Bapperida Kabupaten Madiun Gelar Konsultasi Publik Bahas Rencana Induk Pemajuan Iptek

“Kami hanya ingin diberi ruang agar generasi muda diberi kesempatan tampil dan merasa bangga memiliki warisan wayang kulit,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kota Surabaya, Ki Sudiro Lebdo Wicoro, juga menyanyangkan bahwa selama ini mengadakan peringatan hari wayang nasional tidak pernah ada support dari Pemerintah Kota Surabaya.

“Kalau HUT Kota Surabaya, bisa menghabiskan ratusan miliar. Tapi hari wayang nasional tidak ada anggaran, seakan tidak peduli,” ujar Ki Sudiro.

Ketua PEPADI Pasuruan, Ki Sengguk Adiguno, merasa prihatin akan minimnya anggaran Kebudayaan khususnya wayang kulit.

“Semoga dengan berdirinya Kementerian Kebudayaan dalam Kabinet Merah Putih dapat lebih memberikan warna dalam melestarikan budaya bangsa,” harap Ki Sengguk.

Ketua DPD Rumah Gibran Jawa Timur, Eko Tjahjono Prijanto, yang hadir merasa prihatin melihat kondisi ini, walaupun tidak ada dukungan pemerintah tapi tetap semangat memperingati hari wayang nasional.

“Hal ini akan saya sampaikan ke Pusat hingga ke Mas Gibran selaku Wakil Presiden, agar lebih memperhatikan wayang kulit,” tegas Eko.(Red)

Ikuti Berita Online Terupdate: https://panjinusantara.com

Pos terkait