Jambi – KDYMM Sultan Sayid Fuad bin Sayid Abdurrahman Baraghbah menegaskan bahwa kekuatan budaya Melayu harus menjadi penggerak utama kemakmuran Nuswantara.
Ia menilai pemerintah daerah wajib menyusun kebijakan yang selaras dengan kebutuhan rakyat serta berpijak pada nilai-nilai budaya lokal.
“Banyak kebijakan tidak berpihak pada masyarakat. Arah yang menyimpang harus dievaluasi karena melemahkan budaya Melayu,” ujar Sultan Jambi ke-22, Kamis (27/11/2025).
Budaya Melayu Jadi Fondasi Pembangunan
Sultan menekankan bahwa kemajuan bangsa hanya dapat dicapai melalui keselarasan budaya, ekonomi, dan tata pemerintahan.
“Budaya Melayu Jambi memuat martabat dan jati diri. Jika nilai adat diabaikan, generasi mendatang kehilangan pijakan. Sinergi budaya dan ekonomi adalah fondasi kemakmuran Nuswantara,” tegasnya.
Baca juga: Kejari Tanjung Perak Tetapkan 6 Tersangka Kasus Korupsi Pengusahaan Kolam Pelabuhan Tanjung Perak
Ia juga menyoroti praktik pembangunan yang dinilai hanya menguntungkan kelompok tertentu.
“Kebijakan publik harus adil. Jika hanya menguntungkan segelintir pihak, itu bukan pembangunan, melainkan ketidakteraturan yang merugikan masyarakat,” paparnya.
Penguatan UMKM, Pertanian, dan Wisata Budaya
Sultan juga memastikan seluruh wilayah adat harus terhubung agar kesejahteraan rakyat dapat meningkat.
Ia menekankan pentingnya penguatan sektor UMKM, pertanian, dan pengembangan wisata edukasi budaya untuk mengangkat identitas Melayu sekaligus memperkenalkan kejayaan Kesultanan Jambi kepada generasi muda.
Upaya ini didukung tiga mitra strategis:
1. PT Tropi Fajar Timur Sakti
Direktur Utama M. Samsul, menyatakan komitmen membantu pembangunan sekaligus menyediakan permodalan bagi UMKM agar pelaku usaha dapat berkembang tanpa hambatan modal.
Baca Juga: Sengketa Warisan di Surabaya, Kakak Gugat Adik, Tuntut Keadilan Pembagian Warisan
2. PT Jawapes Indonesia
Direktur Utama Rizal Diansyah Soesanto ST CPLA, menegaskan pelatihan manajemen serta pendampingan usaha dirancang untuk meringankan UMKM dalam mengelola arus kas dan kewajiban pembayaran.
“Kami mengembangkan konsep wisata edukasi budaya melalui replika suasana masa kejayaan Kesultanan Jambi yang dapat dikenalkan kepada anak-anak sejak usia dini sebagai wujud pelestarian kearifan lokal,” ungkapnys
3. PT Hilal Vina Jaya
Direktur Utama, Harja, memastikan kesiapan konstruksi yang tepat waktu dan sesuai standar untuk mendukung percepatan pembangunan.
Adat sebagai Kompas Pembangunan
Sultan, menutup penyampaiannya dengan mengingatkan bahwa adat adalah kompas dalam membangun bangsa.
“Jangan salah berpijak. Budaya Melayu Jambi memiliki nilai sakral yang menjaga kehormatan kita,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya peran media sebagai penjaga identitas dan penguat informasi resmi yang menghubungkan budaya Melayu dengan seluruh wilayah Nuswantara. (Red)
Ikuti Saluran Media Panjinusantara di aplikasi WhatsApp, Instagram, Tiktok, Facebook, Channel Youtube (Silahkan klik tulisan nama aplikasi)






