Melawan Gencarnya Arus Medsos. Dimana Posisi Wartawan Di Era Digitalisasi

Panjinusantara.com Opini – Modernisasi Global yang gencar sebagai platform Digitalisasi bagi negara-negara berkembang termasuk masyarakat modern dan kaum milenial menjadi tolok ukur media mainstream yang siap-siap tertinggal.

Saat ini masyarakat dan kaum muda milenial sudah mulai tidak mengenal media mainstream dan lebih memilih Medsos dalam pencarian informasi sekaligus dapat beradu argumentasi, terutama saat memasuki dan menjelang tahun politik dan Pemilu Pilpres 2024.

Bacaan Lainnya
Melawan Gencarnya Arus Medsos. Dimana Posisi Wartawan Di Era Digitalisasi
Diskusi Nasional Media Panjinasional tema: Tantangan Remaja Era Revolusi Industri 4.0 di Universitas Bhayangkara Surabaya 2019.

Disaat masyarakat lebih cenderung mendapatkan informasi dari Media Sosial (Medsos) dibanding media massa pers/ media mainstream. Karena, dengan ber-medsos, akan lebih mudah mengakses dan penyebarluasan informasi dengan lebih cepat mengisi ruang publikasi digital.

Posisi Wartawan dimana?

Wartawan posisi dan keberadaannya seakan diujung tanduk dalam mengaktualisasikan profesi dan karyanya, meskipun telah ditunjang dan dilindungi Undang-Undang Pers
namun dibatasi dengan aturan-aturan, menjadikannya terdesak oleh kekuatan dan gencaran kaum Medsos.

Ini adalah pertaruhan Mainsite dan pemahaman yang sangat berat bagi jurnalis dalam penyebaran karyanya melalui media sebagai wadah tampung karya jurnalisnya. Sebab kemampuan wartawan dan Nitzen jadi keniscayaan terberat
dan siklus pertaruhan sumberdaya profesi di abad milenial jika belum memahami dan menguasai digitalisasi sebagai senjata pena seorangwartawan.

Meskipun kita sadar akan bahayanya ber-medsos diranah digital, hal ini yang kurang dipahami masyarakat, bahwa informasi yang didapat dari Medsos masih sulit dipertanggungjawabkan. Karena, jarang sekali sumber yang didapat bukan dari dua sisi, tidak memihak dan independen.

Meski demikian, diruang medsos juga ada orang-orang yang selalu mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam penggunaan medsos. juga dianjurkan membangun informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.

Digitalisasi di Arus Globalisasi menuntut jurnalis untuk melek digital guna memberikan tantangan dan gencar pesimis masyarakat dalam perang digital saat ini. Bagaimana mencari informasi yang tidak mengandung hoaks dan perang tagar, wartawan media juga bisa membentuk opini publik yang bisa dipertanggungjawabkan. “Kita berharap, dengan membangun citra yang baik, maka akan muncul opini yang baik pula bagi masyarakat,”***

Penulis: Gatot Irawan Ketua DPW AWDI Jatim. Pemegang SKW versi BNSP

Opini Jurnalistik ini sebagai tugas Kompetensi Triwulanan LSP-Pers Indonesia dan aturan penting anggota WAKOMINDO dalam pengembangan Profesi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *