Sidoarjo, Panjinusantara.com – Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, intensifkan upaya pemberian vaksin polio melalui program Sub-PIN (Pekan Imunisasi Nasional) Polio. Langkah ini dilakukan untuk memastikan perlindungan kesehatan bagi generasi penerus, khususnya anak-anak pada usia 0-7 (7 tahun 11 bulan 29 hari) pada pencegahan penyakit polio.
“Saya minta kepada seluruh jajaran Perangkat Daerah terkait untuk mendorong agar semua anak di Kabupaten Sidoarjo mulai dari usia 0-7 tahun mendapatkan imunisasi novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2) tanpa memandang status imunisasi sebelumnya, karena dapat menghentikan penularan virus di Kabupaten Sidoarjo,” ucapnya saat membuka acara Gerakan Masyarakat Hidup Sehat “Sub-PIN Polio” 2 tetes manis untuk cegah polio di MINU KH. Mukmin Sidoarjo, Senin (15/01/2024).
Bupati yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu, juga meminta agar seluruh komponen khususnya orang tua dan guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI), serta Ikatan Guru Raudlotul Athfal (IGRA) yang ada di Kabupaten Sidoarjo bergerak bersama menyukseskan Sub-PIN Polio tahun 2024.
“Pelaksanaan Sub-PIN Polio ini dapat terlaksana dengan baik, jika komponen guru pendidik di Kabupaten Sidoarjo ikut berperan serta. Kurang lebih sebanyak 2.000 guru pendidik di Kabupaten Sidoarjo, bersama-sama menyosialisasikan kepada orang tua pentingnya pencegahan penyakit Polio,” ucapnya.
Ia juga berharap, Kabupaten Sidoarjo menuntaskan dengan baik program Sub-PIN Polio ini. Hanya cukup 2 periode saja dengan mencapai cakupan standart yaitu 95 persen.
“Saya harap, kita bisa mencapai sasaran cakupan sesuai standart Kemenkes, yaitu sebesar 95 persen anak yang akan diberikan imunisasi polio di tahun 2024 ini,” harapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Fenny Apridawati, mengatakan bahwa Sub-PIN Polio merupakan upaya dalam mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I misalnya tuberkulosis, difteri, pertusis, polio, campak, rubella).
“Sub-PIN di Kabupaten Sidoarjo akan dilaksanakan 2 putaran, yang pertama pada tanggal 15-21 Januari 2024, dan kedua pada 19-25 Februari 2024. Berjarak minimal 1 bulan setiap putaran,” paparnya.
Fenny juga menjabarkan, sasaran anak yang akan mendapatkan imunisasi polio di tahun 2024 ini adalah sebanyak 292.041 anak yang tersebar di sekolah, pusksesmas, posyandu, dan PAUD.
“Dari jumlah sasaran tersebut, kami menggerakkan 483 bidan, 489 perawat, dan 12.633 kader kesehatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo, dan jumlah pos imunisasi adalah sebanyak 3.988 pos. Dengan harapan cakupan akan mencapai 95 persen atau lebih dan hanya 2 putaran saja,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu, mengapresiasi kinerja dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo atas rutinnya melaporkan Surveilans penyakit, sehingga dapat dengan cepat ditemukan dan ditangani dengan baik jika masuk pada KLB.
“Saya apresiasi surveilans Kabupaten Sidoarjo ini baik, sehingga kami dari Pemerintah pusat dapat terus memantau dan segera melakukan tindakan sesuai prosedur jika terdapat penyakit masuk pada KLB,” pungkasnya.
Maxi juga menambahkan, meskipun Indonesia telah mengantongi sertifikat bebas polio bukan berarti imunisasi akan hilang.
“Saya mohon bantuannya dan dukungan seluruh OPD di Kabupaten Sidoarjo maupun peran Ibu-ibu PKK baik Desa, Kecamatan, Kabupaten, untuk bergerak bersama demi masa depan anak-anak agar terbebas dari penyakit polio,” tutupnya.
Dengan langkah proaktif ini, diharapkan Sidoarjo dapat mencapai tingkat kekebalan yang optimal terhadap polio, mengurangi potensi penyebaran penyakit, dan melindungi generasi muda dari risiko kesehatan yang serius.**@Ana/Afd
Ikuti Berita Online Terupdate: https://panjinusantara.com