Pemkot Surabaya Fokus Pada Penanganan Banjir di Surabaya Barat

Kota Surabaya,

Surabaya, Panjinusantara.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, akan memusatkan perhatian dan alokasi anggaran untuk pembangunan sistem drainase di bagian barat kota Surabaya, khususnya di tiga area yang sering dilanda banjir, yakni Tengger, Pakal, dan Benowo.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, menyatakan bahwa hingga saat ini, anggaran dari Pemkot Surabaya belum sepenuhnya terfokus pada penanganan banjir di wilayah barat Surabaya.

Bacaan Lainnya

“Kami mohon maaf kepada warga Surabaya barat karena masih mengalami banjir. Kami sedang bekerja keras mengatasi,” kata Syamsul saat mengudara di Radio Suara Surabaya pada Minggu (18/2/2024).

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, telah memberikan instruksi, kata Syamsul, untuk segera melakukan penanganan sementara guna mengantisipasi genangan air hujan, sambil bersamaan dengan pembangunan sistem drainase permanen.

“Untuk saat ini pembangunan dilaksanakan di wilayah darurat terlebih dahulu. Bersamaan dengan penanganan sementara menggunakan karung-karung pasir. Karena ketahanan karung pasir tidak sampai satu tahun sudah jebol lagi,” kata dia.

Syamsul mengatakan, tingginya banjir di tiga wilayah tersebut mencapai 50-70 sentimeter. Bahkan, hingga dini hari Minggu, wilayah Pakal masih terendam banjir.

Penyebab banjir di setiap wilayah tersebut bervariasi. Misalnya, banjir di Tengger disebabkan oleh kiriman air dari wilayah Citraland di atasnya. Sedangkan banjir di Pakal umumnya disebabkan oleh kiriman air dari Kabupaten Gresik.

Menurutnya, kata Syamsul, banjir kiriman biasanya terjadi karena kurangnya area resapan air. “Seharusnya air hujan dapat langsung hilang, meresap ke dalam tanah. Tidak tergenang. Tapi resapan air hujan di Surabaya hanya 20-30 persen, sisanya jatuh di jalan. Butuh waktu sampai masuk saluran,” ungkapnya.

Kemudian terkait banjir di Pakal yang disebabkan kiriman air dari Kabupaten Gresik. Saat ini Pemkot Surabaya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik, untuk mengatasi banjir di perbatasan antara kedua wilayah tersebut.

“Kemungkinan, ketika wilayah Surabaya diamankan (tanggul ditinggikan), air yang tidak bisa mengalir ke Surabaya akhirnya mengalir ke Gresik. Sehingga ketika DPUTR Gresik terlambat melakukan antisipasi, genangan air akan meluber seperti di Kali Lamong” ujarnya.

Selanjutnya, Syamsul, menjelaskan banjir yang melanda kawasan Benowo, disebabkan karena saluran air yang tidak normal, tidak terkoneksi, dan ada yang tidak ada salurannya.

Selain itu, pembangunan saluran box culvert dari Banyu Urip berhenti tepat di depan Perumahan Benowo dan rencananya akan dilanjutkan tahun ini.

“Pembangunan box culvert di Benowo masih kurang 2 kilometer lagi, jadi untuk tahun ini kita kerjakan sekitar 500 meter, dan tahun depan kita tuntaskan 1.500 meter,” jelasnya.

Air di box culvert dari Benowo ini akan mengalir menuju ke arah utara dan yang di barat menuju ke pompa Sumberejo. Namun, di Sumberejo masih ada satu slot pompa yang kosong, rencananya tahun ini kapasistas pompa akan ditambah

“Selain itu, di sebelah timurnya Perumahan Benowo Indah terdapat aliran air dari saluran Sememi menuju ke laut dan masih belum ada rumah pompanya, tahun depan rencananya akan kita bangun rumah pompa itu,” tandasnya.**

Ikuti Berita Online Terupdate: https://panjinusantara.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *