GRESIK, www.panjinusantara.com – Aksi demo Ratusan warga Desa Wotan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik ke PT Avia Avian pabrikan yang bergerak di bidang Industri Pipa. Mereka Dengan membawa spanduk serta mobil bak terbuka menyuarakan aspirasi menuntut agar diperkerjakan lagi karyawan yang di rumahkan.
Massa ditemui perwakilan perusahaan dan Muspika Panceng setelah beberapa lama melakukan orasi. Menyuarakan tuntutan yang disampaikan. Namun setelah kurang lebih tiga jam menggelar aksi, warga belum mendapatkan jawaban memuaskan. Pihak perusahaan berjanji akan menemui massa seminggu setelah aksi ini.
Salah satu peserta aksi, Syah Alwan mengatakan ada sejumlah tuntutan yang diminta warga, salah satunya memprioritaskan tenaga kerja lokal.
“Tenaga kerja non skill 70 persen harus warga lokal desa kami, hal ini karena masih banyak yang belum mendapatkan kerja,” kata Alwan pada Kamis (13/10/2022).
Alwan menyatakan, manajemen perekrutan tenaga kerja dinilai sangat buruk. Apalagi, perusahaan alihdaya di PT Avia Avian tak profesional.
Untuk itu, Ketua Kartar Wotan ini meminta HRD atau personalia perusahaan dan ketua kelompok pekerja bisa dikhususkan warga desa setempat.
“Masih banyak warga yang ingin pekerja disana disuruh banyar dulu, ini sudah tak jadi rahasia lagi. Dan memprihatinkan, ini padahal wilayah desa kami,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Wotan Khusnul Muslikhun menyampaikan dari ribuan angkatan kerja di desanya, hanya 70 orang yang bekerja di Avia Avian serta 18 lainnya masih menanggur.
“Yang 18 orang ini berhenti karena katanya perusahaan sepi. Kami juga minta ada CSR (Tanggungjawab sosial perusahaan) yang sesuai dengan apa yang diminta warga,” imbuhnya.
Khusnul menyatakan, pihaknya juga meminta pertanggungjawaban perusahaan karena dia mendengar ada warganya, yang kini mantan karyawan Avia Avian diduga menjadi korban pelecehan seksual.
“Kami mendengar bahwa ada pekerja jadi korban pelecehan seksual. Sekarang tidak berkerja lagi dan mengundurkan diri. Kejadian sekitar 2019,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, ada lima orang perwakilan perusahaan yang menemui warga. Namun mereka tak mau berkomentar banyak.
“Kita tak pernah ada laporan soal pelecehan seksual, kalau permintaaa warga akan kami sampaikan ke pimpinan,” ujar Jajang, kuasa hukum PT Avia Avian, sembari bergegas ke ruang kerjanya.
Sebelum ke PT Avia Avian, warga juga melakukan demo di depan Perum Perhutani Panceng. Mereka meminta adanya transparansi pengelolaan hutan. (NBS)