Agama menjadi Tempat Pertaubatan WBP Narkoba, Lapas Mojokerto Maksimalkan Kegiatan Kerohanian

Agama menjadi Tempat Pertaubatan WBP Narkoba, Lapas Mojokerto Maksimalkan Kegiatan Kerohanian

Agama menjadi Tempat Pertaubatan WBP Narkoba, Lapas Mojokerto Maksimalkan Kegiatan Kerohanian

Mojokerto, www.panjinusantara.com – Puluhan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) nasrani ikuti ibadah di aula utama Lapas Mojokerto Kanwil Kemenkumham Jatim, dengan didampingi petugas serta rohaniawan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) sukorame mojokerto, Rabu pagi (8/2/23).

Bacaan Lainnya

Pelaksanaan ibadah kebaktian kristen pada setiap rabu dan minggu pagi, merupakan rutinitas kegiatan yang termasuk dalam pembinaan kepribadian/kerohanian yang dilaksanakan oleh Lapas Mojokerto untuk warga binaan nasrani.

Dalam pelaksanaannya, Lapas bekerjasama dengan beberapa gereja untuk memandu jalannya ibadah. GKJW Sukorame Mojokerto yang hadir memandu ibadah hari ini, merupakan salah satu gereja yang aktif membina warga binaan nasrani di Lapas Mojokerto.

Dengan didampingi petugas Pembinaan Lapas tercatat sejumlah 14 warga binaan, yang 11 diantaranya; WBP dengan kasus narkoba, dengan tertib mengikuti ibadah yang dimulai dengan pujian-pujian, kesaksian dengan siraman rohani serta ditutup dengan doa.

Selama ibadah berlangsung terlihat WBP mengikuti dengan sangat khusyuk, air mata pun menetes di pipi mereka, dan mengungkapkan penyesalan perbuatan melanggar hukum yang telah mereka lakukan.

Saat dikonfirmasi salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bernama oka, mengaku menyesal dan bertaubat atas kelakuannya. Ia tidak hanya melanggar hukum, namun dampaknya juga menyusahkan keluarga yang ditinggalkannya saat menjalani pidana.

“Saya tidak ingin, waktu saya selama di Lapas sia-sia. Dari banyak kesalahan yang saya perbuat sebelum masuk lapas disini, saya ingin bertaubat dan memperbaiki diri melalui ibadah kepada Tuhan,” ucapnya.

Memang dengan cara-cara pembinaan kerohanian telah banyak membawa dampak positif bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), dan tak jarang tempat peribadatan di Lapas menjadi saksi pertaubatan para WBP. Hal tersebut telah disampaikan Kalapas Mojokerto melalui Bayu Noviyanto selaku Kasi Bimnadik Lapas Mojokerto.

“Pembinaan kerohanian menjadi bekal utama dalam mengetuk hati warga binaan untuk merubah dirinya menjadi lebih baik dan bermanfaat. Maka dari itu upaya yang terus kita dorong adalah memaksimalkan pembinaan kerohanian dengan bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, mulai dari kemenag hingga organisasi keagamaan sudah turut memberi pembinaan dilapas dan akan kami laksanakan secara rutin”.(Ana)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *