Lestarikan Budaya Jawa, Pemdes Jogosatru Gelar Ruwah Desa Dengan Pagelaran Wayang Kulit

Lestarikan Budaya Jawa, Pemdes Jogosatru Gelar Ruwah Desa Dengan Pagelaran Wayang Kulit
Acara Ruwah desa, menampilakan Pagelaran wayang kulit yang dibawakan oleh dalang Ki Bambang Sugiyo dari desa Jogosatru dengan lakon "Makmuring Deso", di desa Jogosatru, kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Jumat (10/3/2023) malam.
Lestarikan Budaya Jawa, Pemdes Jogosatru Gelar Ruwah Desa Dengan Pagelaran Wayang Kulit
H. Sugito, selaku Kepala Desa Jogosatru, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo

Sidoarjo, www.panjinusantara.com – Ruwah desa atau bersih desa, merupakan tradisi Jawa yang turun temurun dan perlu untuk dilestarikan. Untuk melestarikan tradisi tersebut, Pemdes Jogosatru kecamatan Sukodono, Sidoarjo, menggelar Pagelaran Wayang kulit dan Pengajian, dengan harapan warga Jogosatru menjadi guyub, rukun, sejahtera, makmur dan terhindar dari musibah, Jumat (10/3/2023) malam.

Pagelaran wayang kulit kali ini dibawakan oleh dalang Ki Bambang Sugiyo dari desa Jogosatru dengan lakon “Makmuring Deso”.

Bacaan Lainnya

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, antaralain; Forpimka kecamatan Sukodo, Kades Jogosatru H. Sugito, Babinkatibmas Babinsa, BPD, LPMD, Karang taruna,Tokoh Agama,Tokoh Masyarakat dan Warga desa Jogosatru serta seluruh kepala desa se-Kecamatan Sukodono.

Kepala Desa Jogosatru H. Sugito mengatakan, “Ruwah Desa/Sedekah Bumi ini merupakan sebuah tradisi budaya Jawa yang harus tetap dipertahanakan. Selain itu, ruwah desa adalah sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan rahmatnya panen yang melimpah. Juga sebagai untuk penolak bala, sekaligus penghormatan terhadap leluhur kita yang berjasa untuk suatu desa ini”, jelasnya.

“Pagelaran wayang kulit ini, bertujuan untuk menyenangkan serta menghibur warga desa dan melestarikan kebudayaan Indonesia, agar kebudayaan yang turun temurun ini tidak hilang. Dan generasi muda sebagai penerus bangsa, harus tahu,” ucap H. Sugito.

Menurutnya, Ruwah desa ini dilaksanakan setiap tahun, uri-uri budaya jawa dengan pagelaran wayang kulit dan pengajian ini, agar masyarakat Jogosatru terhindar dari segala musibah.

“Kami berharap kedepan warga desa Jogosatru menjadi guyub, rukun dan ruwah desa tetap dilaksanakan setiap tahun oleh kades berikutnya, jika saya sudah tidak menjabat lagi,” tutupnya. **@Ana/Fan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *