Pasuruan, Panjinusantara.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur, mulai membagikan 1.000.000 telur emas atau eliminasi masalah anak stunting untuk 38 Kota dan Kabupaten di Jawa Timur. Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Timur akan mendapatkan 120 kilogram telur.
Kota Pasuruan menjadi kota pertama di Jawa Timur, dalam pembagian telur yang dilakukan melalui Mobil Unit Penerangan (Mupen) On the Road.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Maria Ernawati, mengatakan pembagian telur kepada setiap keluarga berisiko stunting dan satgas stunting ini untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi dalam waktu satu hingga dua minggu. Sehingga, setiap keluarga diharapkan bisa mengonsumsi dua kali telur dalam sehari.
Maria mengakui, angka stunting di Jawa Timur diklaim terus menurun. Pada 2021, angka stunting di angka 23,5 persen, dan pada 2022 turun 4,3 poin menjadi 19,2 persen.
“Lalu, pada 2023 ini targetnya turun hingga 16 persen, dan pada 2024 mendatang angkanya bisa 13 persen sesuai target nasional yang ditetapkan pemerintah,” ujar Maria usai membagikan telur kepada keluarga stunting di Pendopo Kota Pasuruan, Jumat (28/7/2023).
Nantinya, untuk pendistribusian telur ini akan dilakukan Satgas Stunting dengan Mupen menuju sasaran keluarga berisiko stunting.
Setiap keluarga akan mendapat jatah untuk konsumsi telur selama satu hingga dua minggu, dengan rata-rata konsumsi dua butir telur per hari melalui tim pendamping keluarga. Telur dibagikan kepada keluarga dengan kondisi anak pra-stunting maupun stunting.
BKKBN Jatim, juga melakukan pendampingan melalui Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL) sebagai upaya penurunan stunting. Dari data BKKBN Jatim, jumlah ibu hamil di Jawa Timur lebih dari 180 ribu orang.
Hingga saat ini, hampir 60 persen masyarakat sudah memanfaatkan aplikasi ini dan BKKBN Jatim sudah membentuk tim pendamping keluarga. Nantinya, di setiap desa terdapat 2-3 tim pendamping keluarga tersebut. Satu tim terdiri dari tiga unsur, Yakni bidang atau tenaga kesehatan, PKK dan kader KB.
Sementara, Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf, menyatakan saat ini Kota Pasuruan mencatat angka stunting sekitar 18 hingga 19 persen. Sedangkan, pemerintah pusat menetapkan target sebesar 13 persen.
Sehingga, Pemerintah Kota Pasuruan berkomitmen untuk meningkatkan upaya dalam menanggulangi angka stunting dengan meluncurkan program baru. Program ini akan didukung dana dari P-APBD yang saat ini sedang dirumuskan DPRD Kota Pasuruan.
“Kita sedang memfinalkan perencanaan program stunting tingkat Kota Pasuruan. Program ini akan mengintegrasikan seluruh OPD setelah pengesahan P-APBD,” jelas Gus Ipul.@Red