Sidoarjo, Panjinusantara.com – Bulan Oktober merupakan Bulan Bahasa sebagai rangkaian dari peringatan Sumpah Pemuda, dan setiap tahun selalu diperingati.
Kali ini SDN Suruh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, mengadakan kegiatan peringatan Bulan Bahasa, sekaligus (Upacara) puncak peringatan Sumpah Pemuda ke-95, dengan tema “Literasi Berkebhinekaan Untuk Indonesia”, Sabtu (28/10/2023).
Pada peringatan tersebut, para guru berbusana Sorjan adat Jawa Tengah dan bawahanya pakai parang. Sedangkan para siswanya menggunakan pakaian Bhineka Tunggal Eka, dari adat pelosok negeri. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas 1 sampai kelas 6.
Sejak tanggal 26 Oktober 2023, telah dilaksanakan berbagai lomba, antaralain; lomba menulis cerpen, membuat poster yang berkaitan dengan Sumpah Pemuda, kemudian lomba puisi, mendongeng dan menyanyi.
Kepala SDN Suruh Atik Purwati S.Pd.SD mengatakan, kegiatan ini adalah dalam rangka peringatan bulan bahasa sekaligus puncaknya peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menguatkan anak-anak di literasinya terutama di situ.
“Selain itu untuk menambah percaya diri bagi anak-anak, kemudian memberikan kesempatan terhadap anak-anak atas kreativitasnya, bakat dan minatnya pada ekskulnya masing-masing”, ucap Atik panggilan akrab Atik Purwati.
Lebih lanjut Atik memjelaskan, mulai dari tanggal 26 Oktober, kita melakukan lomba diantaranya; menulis, kemudian membuat poster yang berkaitan dengan Sumpah Pemuda, ada lomba puisi, mendongeng dan menyanyi.
“Dari situ antusias anak-anak dan wali kelasnya ini, sehingga terciptanya suatu kreatifitas yaitu drama musikal yang semuanya dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Untuk drama musikalnya ditampikan oleh siswa kelas 5”, jelas Atik.
Para guru berbusana adat dari Jawa Tengah Sorjan dan bahwahanya parang, untuk kembali mengingat perjuangan jaman dulu, kita kolaborasikan untuk kedepannya supaya lebih mengenal dan lebih mantap lagi.
“Sedangkan untuk siswanya menggunakan pakaian Bhineka Tunggal Ika, karena bertepatan dengan puncak peringatan Sumpah Pemuda. Jadi dari latar belakang baju yang berbeda-beda, kita mengharapkan itu suatu persatuan dan kesatuan”, pungkasnya.**@Kris/Afd