GRESIK – Kedatangan puluhan warga bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Hendrosari, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, ke rumah sekaligus tempat usaha milik Yanti, membuat perempuan pemilik warung tersebut dan keluarganya mengalami tekanan psikis dan trauma.
Pasalnya, puluhan orang tiba-tiba langsung geruduk rumah yang dijadikan tempat usaha warung secara tiba-tiba dan langsung menyita sejumlah peralatan musik atau sound system yang biasa digunakan di warung tersebut. Barang-barang itu kemudian diangkut menggunakan mobil pickup dan dibawa ke Balai Desa Hendrosari.
“Sangat disayangkan penyitaan barang alat musik sound system itu dilakukan saat warung hendak tutup dan tidak ada aktivitas menyanyi sama sekali,” ungkap Yanti, dengan nada kecewa.
Yanti menjelaskan bahwa sehari sebelumnya, tepatnya pada Rabu, 14 Mei 2025 sekitar pukul 16.00 WIB, dirinya dipanggil ke Balai Desa untuk dimintai klarifikasi oleh Pemdes Hendrosari terkait keberadaan pramusaji di warungnya.
“Memang benar ada dua orang perempuan pramusaji. Sebab jika tidak ada pramusaji maka warung saya sepi. Bahkan pendapatan dalam satu hari hanya 100 ribu. Itupun belum bayar yang bagian masak ,” katanya saat ditemui beberapa awak media di rumahnya, Kamis 15 Mei 2025.
Yanti menambahkan, pada malam kejadian, setelah selesai menunaikan salat Magrib, warung sudah dalam kondisi sepi dan tidak ada aktifitas atau melayani tamu.
Namun, menjelang adzan Isya, puluhan orang tiba-tiba datang dan langsung menggeruduk masuk ke rumah milik Yanti yang dijadikan tempat usaha warung.
“Saya kaget dan syok, sebab langsung masuk ke rumah dan mengangkut barang peralatan musik sound system dan dibawa ke balai desa,” ujarnya sambil meneteskan air mata.
Akibat kejadian tersebut, Yanti dan keluarganya merasa ketakutan dan trauma, terutama anak-anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP.
Baca Juga: BPN Surabaya 2 Hadiri Rakor Sertifikasi Tanah Wakaf di Kemenag Surabaya
Ia pun mempertanyakan alasan penggerebekan dan penyitaan barang berupa peralatan musik sound system yang dilakukan tanpa pendampingan aparat dari unsur Forkopimcam Menganti.
“Saya harap pemerintah desa berilah ruang untuk mencari nafkah. Saya punya anak masih SD dan SMP, itu butuh biaya,” keluhnya.
Yanti juga mengungkapkan bahwa beberapa bulan lalu saat rapat di balai desa, ia sempat mengusulkan kepada Kepala Desa Asno agar diberikan izin mempekerjakan pramusaji, sebab warung makannya butuh seorang pelayanan.
Usulan itu, menurutnya, disetujui. Karena saat itu Kades Asno, pun mengiyakan dan diberikan dua orang pramusaji.
“Saya minta izin ke Pak Kades soal pramusaji, karena warung butuh pelayanan. Saat itu beliau bilang boleh, dan saya diizinkan memakai dua orang,” pungkasnya.(Bang/Tim)
Ikuti Saluran Media Panjinusantara di aplikasi WhatsApp, Instagram, Facebook, Channel Youtube (Silahkan klik tulisan nama aplikasi)