Atasi Banjir, Eri Cahyadi Ingatkan Warga Membuat Saluran Minimal 30-60 Cm, “Ayo Jaga Kota Surabaya !”

Atasi Banjir, Eri Cahyadi Ingatkan Warga Membuat Saluran Minimal 30-60 Cm, "Ayo Jaga Kota Surabaya !"
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, S.T., M.T. meminta kepada seluruh warganya untuk saling menjaga kampung dari segala permasalahan sosial

Surabaya, www.panjinusantara.com – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, S.T., M.T. meminta kepada seluruh warganya untuk saling menjaga kampung dari segala permasalahan sosial, dengan cara bergotong royong dalam masalah-masalah sosial yang terjadi, diantaranya; banjir, jalan rusak, kemiskinan, dan sebagainya.

Saat ditemui di rumah dinasnya, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, dalam mengatasi banjir dan jalan rusak di Surabaya itu bukan hanya tugas Pemerintah Kota (Pemkot). Akan tetapi, mengatasi itu adalah tugas bersama masyarakat Kota Surabaya.

Bacaan Lainnya

“Saya berharap kepada warga Suroboyo, camat, dan lurah, kalau kampungnya banjir, setiap rumah itu punya kewajiban bikin saluran 60 sentimeter. Tapi yang ada saat ini ada yang kurang dari 60 senti, kemudian banjir, minta pemkot untuk bantu bangun, ya nggak mengedukasi itu,” kata Wali Kota Eri, Senin (27/2/2023).

Jikalau masih ada saluran di perkampungan itu lebarnya 10-20 sentimeter, lanjut Wali Kota Eri, maka bisa dibongkar bersama. Kemudian pemkot bisa membantu membanAtasi Banjir, Eri Cahyadi Ingatkan Warga Membuat Saluran Minimal 30-60 Cm, “Ayo Jaga Kota Surabaya !”gun saluran baru menjadi 60 sentimeter.

“Duitnya dari mana? Ya tidak semua dari APBD, nanti mungkin bisa 30 persen dari warga, 70 persennya dari kita. Dengan cara itu, maka warga akan saling memiliki dan menjaga lingkungannya,” ujar Eri.

Eri Cahyadi menegaskan, jangan sampai warga menggantungkan permasalahan banjir kepada pemerintah sepenuhnya. Karena setiap rumah memiliki kewajiban membangun saluran 60 sentimeter. Oleh karena itu, setiap membangun rumah di Surabaya diharuskan membuat saluran minimal 30-60 sentimeter.

Wali kota yang akrab di panggil Cak Eri mengungkapkan, di Surabaya ada 60 persen rumah yang salurannya kurang dari 60 sentimeter. Rata-rata, saluran kurang dari 60 sentimeter itu berada di kawasan rumah padat penduduk.

“Kalau dirobohkan ya nggak mungkin, karena sudah puluhan tahun di situ. Contohnya seperti di kawasan Petemon, satu-satunya jalan ya dibuatkan saluran di tengah jalan,” ungkapnya.

Bukan hanya perkara saluran, Cak Eri juga mengingatkan warga soal akses jalan perkampungan. Ketika ada jalan rusak, maka bisa melaporkan kepada pemkot dalam waktu 1×24 jam.

Melalui siapa saja hal itu disampaikan ?

Cak Eri menerangkan, itu bisa disampaikan lewat Wargaku, atau Whatsapp grup (WAG) Forum Komunikasi yang di dalamnya terdapat RT, RW, camat, lurah, wali kota, dan kepala dinas.

“Kalau jalannya sudah dibenahi, ketika ada truk yang tonasenya berat, ya jangan sampai boleh masuk. Ayo bareng-bareng jogo kuto iki (bersama menjaga kota ini), jangan sampai ada truk masuk kampung lalu diam saja, meskipun jalannya rusak, yo gak tak dandani (ya nggak saya benahi),” pesan Cak Eri.

Meskipun akhir-akhir ini masih ada genangan di perkampungan dan beberapa jalan kampung rusak. Cak Eri, mengapresiasi warga Surabaya, yang telah melakukan kerja bakti bersama. Dengan adanya program Surabaya Bergerak di setiap akhir pekan. Cak Eri, ingin warga konsisten menjaga kampungnya, agar tidak terjadi lagi genangan setelah hujan.

“Tolong dijaga kampungnya, jangan sampai hanya pemerintahnya saja yang bekerja. Kalau bangun rumah minimal salurannya 30 sentimeter, kalau kawasan padat penduduk ya 60 sentimeter. Kalau nggak ada saluran, terus mau dibuang ke mana airnya ketika hujan?,” Tutupnya.@Red

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *